Wong Jowo Kudu Njawani

Nggolek Ilmu sejati kuwi Kudu wani nglakoni.

Becik Ketitik Ala Ketoro

Urip kuwi kudu waskita ning ora gampang nggawe perkoro.

Ngelmu kuwi nglakoni nganti tinemu

Dalam kehidupan seorang satria jawa pantang mundur apalagi dalam menjalani kehidupan di dunia fana ini.

Migunani Marang Sesami

Berguna bagi setiap kehidupan, baik diri pribadi, ataupun ke setiap makhluk hidup

Ana Urip Ono Pati ning kuwi sejatine urip

Manusia dikembalikan lagi kepada tujuan kehidupan itu sendiri menjadi baik adalah pilihan.

Selasa, 27 September 2016

BELAJAR UNTUK MENGERTI, BUKAN UNTUK PINTAR

Jaman semakin canggih, entah kenapa makin banyak orang semakin pintar, pintar mengolah kata, pintar merayu, pintar mencari celah, bahkan mencari alasan... ( kayak lagu melayu hehe ).

Kepintaran dapat dipupuk dengan belajar pada hal yang tertulis, entah di buku, di sansekerta ataupun pada tulisan manapun, jika jaman sekarang HP dan Google atau mesin pencari lainnya menjadi sumber ilmu mereka, yang kadang mereka tidak tau darimana penulisnya ?? 
ataukah tidak ada penulis nya dari manusia ? semuanya robot ? hehe. 

Disini saya berbagi mengenai pengalaman-pengalaman yang ada dan terjadi dalam kehidupan kita, dan akan saya jabarkan contohnya : 

Case 1.

Seorang sarjana, mempunyai karakteristik kuat untuk bekerja, memiliki income yang baik, dan menabung sedikit demi sedikit, pada suatu ketika sebut saja A ini tertarik untuk memainkan permainan jual beli saham online ( bagi saya istilahnya gambling ), menang sekali, dua kali, hingga tiga kali, kemudian merasa sudah jago taruhlah semua modal yang ia miliki ke dalam program tersebut, tanpa dinyana ternyata merugi dan seluruh modalnya hilang begitu saja. 
Dengan keterputusasaan terhadap kejadian ini, A mendengar ada seseorang yang sakti, yang A rasa dapat membantunya dari segi finansial, pergilah A ke sebuah dusun dengan takjub melihat bahwa seseorang yang sakti ini mempunyai kelebihan dapat mengabulkan segala kebutuhannya tentang keuangan, sebut saja orang sakti ini adalah X. 
A bertemu dengan X dan menceritakan permasalahannya, A sebagai seorang sarjana yang tentu saja malu dengan kegagalan ( kepintarannya ) tentu ingin agar kehidupannya kembali ke titik tengah dimana modal yang dia miliki 3 kali lipat ini kembali dan ia dapat membanggakan dirinya lagi di tengah masyarakat. 
X menyarankan A bersedekah dengan cara menitipkan sejumlah uang pada X, dan akan dilipatgandakan menjadi berkali kali lipat, hanya dengan membaca doa doa tertentu dan melaksanakan syarat-syarat yang diberikan, dan A setuju.... 

Singkat cerita A setelah memberikan dan melakukan segala perintah X ternyata semakin lama semakin tak memiliki harta benda, karena X hanya mengembalikan 2 kali lipat modal di awal pertemuan, selanjutnya dengan dalih bermacam-macam akhirnya X hanya meminta sedekah dan keikhalasan A untuk menjadi semakin tunduk dan patuh akan permintaan semena-mena dari X. alhasil A semakin tak punya apa-apa dan hutang semakin menumpuk disana sini. dan X semakin kaya,

Renungan 

Kekayaan bersifat fana, pintar bukanlah dilihat dari seberapa kaya-nya kita, pintar bukan dilihat dari seberapa banyak mobil dan rumah yang kita miliki, pintar hanyalah sebuah ilusi pemaknaan yang ditanamkan pada masyarakat agar semakin banyak orang merasa 'Pintar' , pintar tanpa pengertian dan pemahaman hati jelas isinya kosong, akhirnya pintar hanya sebuah kesombongan kita menangkap sisi pujian dari orang lain supaya kita dinilai LEBIH unggul daripada orang-orang yang memang pintar namun kadang tak mau menampakkannya. 

Manusia kadang lupa diri dan menganggap otak kita ini pintar, cerdas dan lain-lain, namun isinya hanya buih-buih di lautan tanpa bisa melihat berapa dalam laut itu sebenarnya.... 
untuk mempelajari sebuah pengertian, seseorang harus melakukan penelaahan, penelitian, pencatatan hati dan eksplorasi diri untuk menggali pengertian-pengertian dalam setiap langkah yang dijalani.

Contoh kasus : A menjadi malu dan gengsi dan ingin segalanya didapat dengan cara cepat dan tanpa proses yang bertele-tele, namun tanpa sengaja ia dihadapkan dengan orang yang sama dengan segala sifat dan keinginannya yang tinggi tersebut, sehingga dengan merasa sebagai satu misi, visi, maka dengan mudah pula lah KESADARAN tersebut menjadi hilang, tertutup dengan angan-angan keduniawian, sehingga melupakan dasar pengertian tentang kodrat seorang makhluk yang bersih, yakni menghilangkan Tamak, dengki, iri, serakah dan lain sebagainya.
Mungkin kesadaran itu pula akan ditemui titik akhir dimana apa yang dia pandang benar menjadi hal yang salah, dan apa yang dipandang salah adalah sesuatu kebenaran yang sudah terlupakan.

Case 2.

B adalah seorang pekerja keras, yang mempunyai idealisme dan mobilitas tinggi, dengan ketergantungannya terhadap dunia elektronik semua menjadi lebih dekat dengan idealismenya untuk bisa dikatakan PINTAR. 
Sekian bulan ia bekerja mudah saja ia mendapatkan rupiah demi rupiah, karena B merupakan seseorang yang sangat gigih dalam bekerja, lambat laun karena kesibukan bekerja, menjalin relasi dan lain sebagainya ia mendapatkan sebuah sakit yang masih dini karakteristiknya jika dikatan sebagai sakit yang ganas, kemudian ia mengasumsikan bahwa sakit yang di rasakan cuman sebatas keluhan sakit biasa. 
Seorang Ahli menafsirkan bahwa kondisi B sedang mengalami gejala sakit, bila tak diobati lambat laun akan menjadi lebih ganas daripada yang B rasakan saat ini. 
B tak menggubrisnya, entah karena seorang ahli ini bagi dia hanyalah orang yang cuman bisa menerka, atau hanya karena seseorang ini bukan bergelar Dokter, kejadian demi kejadian makin dialami, dan pada akhirnya B menderita sakit yang parah seperti yang diasumsikan oleh ahli ini. 
Cerita selanjutnya merupakan pilihan anda.... 

Renungan 
B merasa lebih menentukan segalanya dengan tangan sendiri, karena kesehariannya ia mempunyai idealisme tinggi dan kuat sebagai seorang pekerja keras dan semua dia anggap sebagai saran sampah dan tak dapat dipungkiri superior dari B akan menjerumuskan B sendiri kedalam kondisi yang sangat ia takuti yakni : sakit, dan tak bisa berbuat apa-apa. 
Saran dari seseorang yang ahli, menurut dia bukanlah sebuah saran hampa, karena yang dilihat adalah prestise atau tingginya martabat dan kepintaran di wujudkan dalam busana atau penampilan. 
Disinilah kondisi ketidak mengertian seseorang akan semakin menjerumuskan orang tersebut ke dalam kesalahan atau ketersesatan tujuan hidup. 

==================================o0o===================================

Menjadi mengerti akan semua hal itu membutuhkan proses, waktu dan pengalaman, karena hal tersebut harus dilakukan dan disaksikan. setiap pengalaman hidup seseorang meskipun kecil adalah sebuah kunci untuk menuju perbaikan kualitas hidup. 

HARTA, TAHTA, WANITA ( Sekarang bisa PRIA ) :D 

menjadi tolok ukur kesuksesan, kesuksesan adalah sebuah keberhasilan dan kepuasan hati terhadap cita-cita yang ingin seseorang gapai. 
Namun yang menjadikan seseorang mengerti adalah kebijakan dan kebaikan hati. 

Sudahkah anda berbuat baik hari ini untuk mengerti apa yang anda butuhkan dan perlukan untuk menggali pengertian-pengertian kehidupan termasuk berjuta-juta rahasia Tuhan di alam ini. 

RAHAYU.

aw27092016