Jumat, 21 Agustus 2015

PENYEMBUHAN TRADISIONAL BUKAN ALTERNATIF

Banyak pendapat dari masyarakat mengenai penyembuhan alternatif atau seringkali kita dengar sebagai pengobatan alternatif. kata-kata ALTERNATIF ini dalam KBBI adalah : alternatif/al·ter·na·tif/ n pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan. Jadi alternatif itu sebenarnya hanya sudut pandang kata, yakni memilih diantara dua atau lebih dari itu, sayangnya jalan alternatif ini dalam bidang pengobatan adalah sebuah jalan terakhir, yakni pilihan terakhir dari keputus asa an seseorang. Tidak ada pula orang yang mau di sebut sebagai 'alternatif', semisal kita sebutkan sbb :

1. Istri alternatif
2. Suami alternatif
3. Anak alternatif
4. Pekerjaan alternatif
5. Pembantu alternatif
6. Obat alternatif
7. Dokter alternatif
8. Dukun alternatif

Mari belajar bahasa, disini ( mohon maaf sebelumnya bukan bermaksud menjelek-jelekkan ) penulis membahasakan dengan maksud mempelajari bagaimana denotasi bisa menjadi konotasi jika pengucapannya disertai nada keputus asaan, semangat, sedih, gembira, maka terjadilah pemahaman makna yang lain bagi pendengarnya. Mungkin akan lebih sopan dan ber adab jika kita menggunakan tata bahasa secara benar, semisal ;

1. Istri yang lain
2. Suami pengganti
3. Anak angkat
4. Pekerjaan lain
5. Pembantu yang baru
6. Obat yang lain
7. Dokter yang lain
8. Dukun yang lain

Bahasa merupakan gambaran dari manusia indonesia seutuhnya, jika kita berbahasa inggris jangan di plesetkan menjadi bahasa inggris indonesia ( alternate medicine - pengobatan alternatif ??? ). hehe. Kebiasaan salah sebut ini juga serta merta atas kehebatan media dalam mengakumulasikan bahasa yang salah di media-media mereka. Bagaimana dengan Blog dan lain sebagainya sebagai sumber berita ??? Bagi seorang penyembuh yang menganut ilmu dan pengetahuan TIMUR ( tidak pakai tengah loh... ).

Pengobatan dan penyembuhan terkadang lama dan bisa saja lebih cepat, kata-kata "cocok-cocokan" seringkali kita dengar, sayangnya bahasa cocok-cocokan ini mempertaruhkan kesehatan anda sebagai sarana uji coba. Bagaimana manusia belajar untuk mengetahui tanpa mengetahui pelajaran ( ilmu ) yang sesungguhnya jika hanya coba-coba ?. Mencoba boleh namun tidak berarti kita coba-coba lalu mempunyai hasil yang konyol. Penyembuhan secara traditional ( tradisional ) ini tidak serta merta melihat broadcast dan langsung bisa dimengerti, namun membutuhkan masukan atau pembelajaran yang sungguh-sungguh. tidak dengan mengamati sekejap lalu menyimpulkan hasil. penyembuh tradisional juga memiliki kaidah-kaidah yang berlaku.

Semisal dukun bayi, bagaimana ia men steril kan pisau untuk memotong tali pusar, bagaimana ia mempersiapkan segala sesuatu nya untuk sang jabang bayi sebelum dia lahir, bagaimana kesungguhan hatinya untuk membantu dengan seluruh jiwa raga nya untuk menolong kehidupan baru dan kehidupan lama, bayi beserta ibunya, bagaimana beliau juga memanjatkan doa setiap saat untuk keselamatan kedua nya. tentu hal ini tidak serta merta didapat melalui proses belajar di sekolah atau sekelas perguruan tinggi.
Dukun pijat, dalam hal ini juga tidak serta merta (tiban) bisa memijat, tapi juga dilalui berdasarkan kaidah-kaidah pijatan yang benar dan tidak menjadikan seseorang yang dipijat menjadi lebih sakit, mungkin berasa sakit pada awalnya, Namun semakin segar pada akhirnya.

Inilah sebuah STIGMA ( stigma 1/stig·ma / n ciri negatif yg menempel pd pribadi seseorang krn pengaruh lingkungannya ) dalam masyarakat karena sebab ASAL IKUT saja omongan orang.

Mari belajar kembali BAHASA INDONESIA dengan baik dan benar, melestarikan bahasa daerah masing-masing dengan baik dan benar sehingga kita tidak lupa bahasa IBU kita sendiri, jangan lah terlalu memuja-muja bahasa luar negri, kita pelajari bahasa luar negri setelah kita mengenal dan memahami UTUH bahasa IBU kita sendiri.



PENYEMBUHAN TRADISIONAL BUKAN PENYEMBUHAN ALTERNATIF. 


Penulis

awie 


catatan : http://kbbi.web.id/alternatif

- Therapy Traditional indonesia dengan jamu dan akupunktur 

0 komentar:

Posting Komentar

Isi nama anda sebelum posting comment ya ?