Minggu, 05 Juni 2011

Belajar Bekerja

 

 
 
Setiap perjalanan dalam kehidupan selalu berdampingan dengan orang lain, entah itu saudara, teman, keluarga besar, keluarga kecil, rekan kerja, tetangga, termasuk musuh sekalipun.

Bentrokan / gesekan kecil pun kadang tak ter-elakkan, masing-masing mempertahankan pendapat diri pribadi, masing-masing masih menunjukkan diri paling benar diantara orang lain, menunjukkan diri paling hebat diantara orang lain.

Memandang kepentingan diri sendiri lebih layak daripada kepentingan bersama, hal ini dapat disebut juga keegoisan diri pribadi. mencermati setiap hal tentang perubahan sikap dan sifat serta perilaku diri pribadi ibarat bercermin dan menelaah kembali susunan kehidupan kita. secara tak sadar di depan kita pun kadang kita bertemu dengan orang yang sama dan mempunyai sikap, sifat serta kebiasaan yang sama, dan tak sengaja pula kita menghujat, 'ngrasani' dan mencemooh perilaku orang tersebut. Dalam kebutuhan ekonomi pun hal itu berlaku, ketika kita tak mampu membeli mobil/motor, kita secara tak sengaja mengatakan dan memberi kata2 "masa' nggak mampu sih beli motor/mobil, km kan berkecukupan ?" (iri atau support ? ).

Menilai seseorang mungkin tak dapat dari penampilan luar saja, siapa yg tau ketika seseorang memakai dasi dan pakaian yang rapi, wangi, bersih, namun ia tak mempunyai uang sepeser pun ??. dan ternyata dengan ia berpakaian seperti itu ia ber-tirakat dan memberi penghargaan pada jasmani-nya untuk mendapat rejeki yang lebih dengan pakaian yang bagus ?. meskipun perutnya serasa lapar, haus melanda, ia tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia mampu menerima pekerjaan apa pun asal halal ?.

apakah demikian ia ber-dosa ??.

Secara tidak langsung, ia memberikan gambaran pada orang lain bahwa ia berkecukupan, satu sisi yang lain berdampak positif, bahwa orang lain memberikan apresiasi yang luar biasa kepadanya karena menyangka bahwa rejekinya banyak dan mencukupi untuk membeli mobil atau motor !!.

Mempelajari kehidupan orang lain untuk berkaca pada kehidupan pribadi adalah sesuatu hal yang sangat sulit, bahkan kadang kita tak mengerti harus dengan cara apa memahami sisi lain dari seorang manusia.

banyak pekerjaan, banyak kegiatan yang menguras fisik kita, namun bathin kita akan secara tak langsung memberikan respon terbaik dan rujukan terbaik pada kebenaran.

masing-masing orang mempunyai rejeki masing2, bahkan kebutuhan masing2, tidaklah sama dengan rejeki dan kebutuhan kita.

Ada yang masih kurang namun merasa cukup, ada yang berlebihan namun tetap merasa kurang....

Jika memahami kehidupan masing2 orang, komunikasi lah jalan satu2 nya yang paling baik.

jaman sekarang sungguh sangat sulit melihat kejujuran, bahkan pada diri sendiri. semua berorientasi pada 'siapa saya' ?, yang menjadi jagoan dalam kandang sendiri untuk menunjukkan taring kekuasaan, sedang menunjukkan idealisme, karya, kelebihan pada pihak luar menjadi momok atau hal yang dapat menyebabkan bentrokan2 kecil terhadap ritme perjalanan kehidupan menjadi individualis.

jika hidup dengan tetangga maka tunjukkan hasil karya dan citra kita terhadap tetangga kita, jk dengan keluarga kita tak memerlukan pujian dan kedekatan terhadap siapa pun, karena kesombongan itu bukan manusia yang memiliki,...........

salam

0 komentar:

Posting Komentar

Isi nama anda sebelum posting comment ya ?