Sabtu, 02 Juli 2011

(Belajar Filosofi part 3 ) Mencari Ide dan Tujuan Hidup




 
Setiap kehidupan pasti berteu dengan lawan jenisnya, dimana saja, kapan saja.
Jodoh laki-laki adalah perempuan. Namun banyak juga yang tak cocok dalam menjalin konektifitas antar pasangan. komunikasi kadang adalah jalan terbaik untuk mengawali bahkan meng-akhiri hubungan. Tanpa komunikasi sama saja dengan 'mati'.

Sedang komunikasi pun ditunjang dengan kondisi hati, berfikir secara positif adalah salah satu cara menengahi sebuah problema. Ada kalanya EGO bertempat pada hati, kadang Marah dan Sakit hati, semua hal membutuhkan pembelajaran. hutang tidak dibayar-bayar tentu sakit hati, marah, kecewa pada orang yang sedang kita tagih. Namun, dikembalikan kepada hati nurani dan berfikir secara naluriah. apakah hal itu akan menutup rejeki kita ?, tentu tidak. Hal yang berhubungan dengan sebab-akibat dan percaya bahwa Tuhan berencana. akankah hal itu menjadi hambatan bagi kehidupan kita ?.

Saya mempelajari secara langsung dengan para pelaku-pelaku hidup, berfikir dan bertindak atas pengalaman yang selama ini saya telaah. Banyak hal di kanan - kiri kita yang bisa untuk dipelajari, tidak hanya untuk kita, namun keluarga kita. Kadangkala, tak jarang kita mencari sisi 'lemah' seseorang untuk kita pojokkan, namun semua itu adalah perjalanan hidup. ada hal yang masih dapat dikompromi, ada yang tidak, kembali kepada postingan saya tentang 'KOMITMEN'.

Selama di Papua banyak karakter yang ditemui, karena terdapat banyak suku, daerah, wilayah dengan pembawaan masing-masing,pembawaan karakter masing-masing orang juga berbeda, apalagi dengan daerah timur. Sifat keras yang membuat saya lebih belajar menjadi lembut dalam bersikap, dan lebih sabar.

Faktor makanan juga menjadi pemicu, smakin banyak daging dan bahan keras, membuat kita meng-aktifkan sisi keras, jika terlalu lunak, maka meng-aktifkan juga sisi lemah kita. oleh karena itu kadang harus berpuasa untuk menyetarakan kedua sisi tersebut. seperti Yin dan Yang. Sisi Panas dan dingin harus menjadi seimbang.

Belajar tentang Filosofi hidup tidak pernah ada habisnya, semua kembali dari sudut pandang manusia itu sendiri, apa yang dipelajari, pengalaman apa yang pernah di dapat, dan siapa pembimbing dan yang mengajarkan dalam kehidupan ini. termasuk didalamnya Orang tua yang berperan penuh memberikan WATAK pada anak-anaknya. dimana Watak tersebut akan bercermin, dan kadang bertolak belakang.

Kebiasaan hidup mewah, membuat senang diri sendiri terkadang melupakan pada Tujuan Hidup sesungguhnya. terlalu miskin juga demikian. Hidup adalah kesederhanaan, kesederhanaan adalah Hidup yang nyata, Terutama bagi orang Jawa yang mengakui dirinya sebagai Manusia.


- end

0 komentar:

Posting Komentar

Isi nama anda sebelum posting comment ya ?